Darwis – CGP Angkatan 9 – SMP Negeri 3 Bissappu
Alhamdulillah bisa
mempelajari materi baru, yaitu coaching
untuk supervisi akademik. Materi ini menarik dan bisa langsung Saya praktikkan
di kelas maupun dilingkungan sekoalah. Misalnya dengan menerapkan percakapan coaching dengan rekan sejawat. Tapi
terkadang agak kesel juga saat menerapkannya, terkadang masih kaku dan
kesulitan untuk sesuai alur TIRTA, apalagi dalam menyampaikan pertanyaan
berbobot. Untuk itu, Saya harus terus berefleksi dan berlatih. Semoga bisa
lebih baik. Dan Saya yakin, jika Saya konsisten terus berlatih Saya yakin bisa
melakukan percakapan coaching dengan
alur TIRTA dengan lebih baik. Mudah-mudahan keterampilan coaching Saya bisa lebih dari contoh-contoh video yang ada pada
modul 2.3 ini. Hehehe .... Dan semoga Saya bisa membantu rekan-rekan sejawat
yang butuh untuk di coaching. Agar
Mereka dan Saya bisa menemukan solusi, dan menjadikan atau menciptakan
lingkungan atau suasana belajar yang menyenangkan.
- Berbicara peran Saya sebagai coach di sekolah, Saya rasa belum
terlalu banyak yang bisa dibicarakan. Karena Saya baru mempelajari materi coaching untuk supervisi akademik. Namun
demikian Saya mulai menerapkan percakapan coaching
dengan alur TIRTA jika ada teman yang curhat dengan keadaan kelasnya. Namun
Saya merefleksi diri setelah melakukan percakapan dengan rekan sejawat,
terkadang percakapan yang Saya bangun masih kurang sesuai dengan alur TIRTA.
Saya masih perlu banyak berlatih dalam melakukan percakapan coaching. Saya masih perlu lebih
memahami alur TIRTA serta masih harus berlatih menyusun dan menyampaikan
pertanyaan berbobot saat melakukan percakapan coaching. Selain harus meningkatkan kemampuan menyanpaikan
pertanyaan berbobot, Saya juga masih perlu memperbaiki kesadaran diri agar bisa
menahan diri untuk tidak memberikan asumsi atau solusi dalam percakapan coaching. Saya rasa itu refleksi Saya
berkaitan dengan peran Saya sebagai coach.
Dan bagaimana keterkaitan coaching untuk supervisi akademik dengan materi
sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi? Saya rasa materi coaching melalui percakapan coaching bisa digunakan untuk
mengidentifikasi minat, gaya belajar, dan kesiapan belajar murid. Sehingga bisa
membantu dalam perencanaan pembelajaran berdiferensiasi. Kemudian keterkaitan coaching
untuk supervisi akademik dengan pembelajaran
sosial dan emosi yaitu dengan memiliki kompetensi sosial dan emosi, menurut
Saya Kita bisa melakukan coaching dengan lebih baik. Dengan kesadaran diri,
Kita bisa menahan diri untuk tidak memberi solusi dalam percakapan coaching. Kemudian dengan kesadaran
sosial kita bisa menghadirkan empati dan presence
dalam mendengarkan coachee bercerita
tentang tantangan yang Dia hadapi. Demikian juga, dengan melakukan percakapan
coaching dengan rekan sejawat dapat membangun atau meningkatkan keterhubungan
relasi dengan rekan sejawat. Saya akan berusaha menambahkan penjelasan keterkaitan
coaching untuk supervisi akademik dengan materi sebelumnya di paket modul 2
yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan
pembelajaran sosial dan emosi, setelah menyimak elaborasi pemahaman yang akan
diadakan sebentar sore, pada pukul 15.30 sampai 17.00 WITA. Materi elaborasi
pemahaman akan dibawakan oleh Bapak Instruktur Akhmad Waras. Alhamdulillah
setelah menyimak materi dari Bapak Instruktur Akhmad Waras, Saya mendapat
banyak insight dari beliau. Beliau membawakan materi begitu lugas dan
terstruktur serta menarik. Hal yang bisa Saya tambahkan setelah menyimak
materi, bahwa coaching adalah salah satu proses “Menuntun” sesuai dengan
pandangan Bapak Ki Hajar Dewantara. Dalam coaching seorang coach menuntun
coachee untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapinya.
- Lalu bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran? Saya rasa keterkaitannya sangat erat. Dengan keterampilan coaching, kita dapat membantu dalam perencanaan, refleksi, kalibrasi, dan bahkan dalam pemecahan masalah yang dihadap dalam kelas maupun dilingkungan sekolah, bahkan dilingkungan masyarakat.